10.3.16

GROSS MOTOR FUNCTION CLASSIFICATION SYSTEM


Gross motor function klasifikasi system adalah sebuah level sistem klasifikasi klinis yang menggambarkan atau mengukur fungsi motorik kasar seorang cerebral palsy. Cerebral palsy merupakan sekumpulan gejala neurologis yang di sebabka oleh kerusakan atau adanya lesi pada otak yang mempunyai sifat tidak progresif yang terjadi pada otak pada saat immature.
Faktor-faktor penyebabnya :
1.      Faktor dalam masa kehamilan
2.      Faktor masa persalinan
3.      Faktor masaa setelah persalinan
Gejalan dan kelainan fungsi :
Di tinjau dari pergerakan otot
Ø  Spastik
Ø  Athetoid
Ø  Ataxia
Ø  Rigid
Ø  Tremor
Ø  Campuran
Ditinjau dari jumlah anggota tubuh yang terkena
Ø  Monologi
Ø  Diplegia
Ø  Hemiplegia
Ø  Triplegia
Ø  Tetraplegia / quadriplegia
                                         

Pembagian berdasarkan kemampuan fungsional :
Ø  Ringan : cerebral palsy kelompok ringan dapat hidup bersama-sama dengan anak lainnya, kelainannya tidak mengganggu kegiatan sehari-hari, kecerdasannya > 70 persen, hanya perlu sedikit bantuan dan tidak perlu bantuan khusus yang extra, dapat berkomunikasi cukup baik.
Ø  Sedang : cerebral palsy kelompok sedang berbeda dengan kelompok yang ringan, kelompok yang sedang memerlukan perhatian khusus dikarnakan kemampuan fisik terbatas sehingga memelukan bantuan, fungsi dari motoric halusnya terganggu, komunikasi tidak baik hanya bisa mengucapkan sepatah atau dua patah yang jelas, memerlukan tambahan alat bantu untuk bergerak, kecerdasar 50-70 persen, bergantung terhadap orang lain.
Ø  Berat : cerebral palsy kelompok berat sulit sekali melakukan kegiatan fiisik maka dari itu tidak sama sekali berjalan, motoric halusnya tidak asa, sangat memerlukan bantuan, perlu intensif untuk merawat kelompok berat ini.
Kelainan fungsi :
Ø  Mobilisasi
Ø  Komunikasi
Ø  Mental
Komplikasi :
Ø  Kontraktur
Ø  Scoliosis
Ø  Deformitas
Ø  Decubitus
Ø  Gangguan mental
Gross motor function classification system (GMFCS) untuk cerebral palsy diklasifikasi 5 tingkat ini dibedakan dari gerak fungsional, keterbatasan dan kebutuhan alat bantu genggam seperli kruk atau tongkat, mobilitasnya, dan untuk tingkatan yang lebih rendah ada pada kualitas gerak. GMFCS berdasarkan tingkat :
1.      Level I  : berjalan tanpa menggunakan alat bantu,
2.      Level II            : bejalan dengan keterbatasan
3.      Level III : berjalan menggunakan alat bantu genggaman tangan
4.      Level IV : berjalan dengan satang keterbatasan mengggunakan alat bantu, terkadang memerlukan bantuan kursi roda untuk berpergian
5.      Level V : di angkut menggunakan kursi roda manual
Perbedaan level antara level I dan level II adalah dimana level II memiliki keterbatasan berjalan dengan jarak jauh, memungkinkan untuk menggunakan alat bantu gerak seperti kruk untuk berjalan, pada level II juga mengalami kesulitan untuk berjalan di permukaan yang kasar, membutuhkan kursi roda disaat berpergian jarak jauh, memerlukan tangga ketika hendak ingin naik atau turun tangga, tidak mampu berlompat. Perbedaan level II dan level II anak-anak pada level II mampu berjalan tidak menggunakan alat bantu meskipun sesekali memerlukan alat bantu, pada anak-anak level III alat bantu untuk berjalan sangat dibutuhkan, kesulitan untuk berjalan dipermukaan yang rusak, membutuhkan kursi roda untuk di luar ruangan. Perbedaan pada level III dan level IV anak-anak level III dapat duduk sendiri walaupun terkadang memerlukan batuan dari luar, pada level IV anak duduk membutuhkan sanggahan dan lebih membutuhkan kursi roda. Perbedaan level VI dan level V adalah anak-anak dan pemuda di Tingkat V memiliki keterbatasan parah di kepala dan trunk kontrol dan memerlukan sangat membutuhkan alat bantu kursi roda.
      Pembagian derajat fungsional cereberal palsy menurut GMFCS dikelompokan juga disesuaikan menurut usia. Yaitu dengan kelompok usia 0 – 2 tahun, kelompok usia 4 – 6 tahun, kelompok usia 6 – 8 tahun, kelompok usia 8 – 12 tahun, kelompok usia 12 – 18 tahun.
1.      Kelompok usia 0 – 2 tahun
Ø  Level I : bayi akan dapat bergerak maju dan mundur pada posisi duduk dengan kedua tangga bebas memainkan suatu objek. Bayi dapat merangkak dengan lututnya, bayi dapat berdiri dengan berpedangan dan melangkah dengan merembet di perabotan rumah tangga. Bayi dapat berjalan di usia 18 bulan dan 2 tahun tanpa menggunakan alat bantu.
Ø  Level II : bayi mampu duduk dilantai dengan menggunakan kedua tangannya untuk menjaga keseimbangannya. Bayi dapat merayap dengan kedua tangan dan kakinya. Bayi mungkin menarik untuk berdiri dan mengambil langkah-langkah berpegangan pada perabotan rumah tangga.
Ø  Level III : bayi memiliki head control namun tumpuan pada anggota gerak tubuh bagian atas diperlukan saat duduk di lantai. Bayi mampu melakukan rolling dengan posisi mengangkat wajah dan mampu melakukan rolling dengan posisi wajah tertutup.
Ø  Level IV : bayi memiliki head control namun butuh tumpuan atau dan dan sandaran pada saat bayi duduk, mampu melakukan rolling dengan posisi wajah menunduk.
Ø  Level V : keterbasan fisik mengakibatkan keterbatasan dalam mengontrol gerakan. Bayi tidak cukup baik dalam head control, bayi membutuhkan bantuan orang dewasa saat melakukan rolling.
2.      Kelompok usia 2 – 4 tahun
Ø  Level I : anak dapat duduk di lantai dengan tangan bebas untuk memainkan suatu objek, dalam hal pergerakan anak dapat melakukan sendiri tanpa bantuan orang dewasa, anak dapat berjalan sebagai bentuk mobilisasi tanpa menggunakan alat bantu gerak.
Ø  Level II : anak duduk di lantai dengan mengalami kesulitan keseimbangannya pada saat tangan anak memainkan suatu objek. pergerakan bisa dilakukan secara mandiri tanpa bantuan orang dewasa, tetapi pada saat anak berdiri membutuhkan bantuan atau pegangan agar anak dapat berdiri biasanya anak memilih permukaan yang stabil atau halus agar keseimbangannya tetap stabil. Anak dapat merangkak dengan tumpuan di kedua tangan dan kakinya, dengan menggunakan pola aktif silmutan, berjalan menggunakan bantuan.
Ø  Level III : anak duduk dengan menggunakan pola W tertekuk dan internal rotasi hip dan knee dan memungkinkan untuk memerlukan bantuan orang dewasa untuk menjaganya saat duduk. Anak-anak merangkak pada kedua tangan dan lututnya tanpa gerakan kaki yang aktif simultan sebagai metode utama mereka bergerak. Anak-anak berdiri dengan cara berpegangan dengan permukaan yang stabil dan jarak yang pendek, dalam hal ini anak-anak mungkin berjalan dengan jarak tempuh yang tidak panjang atau tidak lama didalam ruangan dan anak-anak level III ini membutuhkan alat bantu pegangan pada saat berjalan dan butuh bantuan dari orang dewasa.
Ø  Level IV : anak-anak duduk di lantai dengan bantuan orang dewasa atau sudah di posisikan duduk oleh orang dewasa, anak-anak tidak bisa menjaga keselarasannya dan keseimbangannya tanpa menggunakan kedua tangannya untuk bertumpu. Anak membutuhkan alat adaptif untuk duduk dan berdiri. Pergerakan yang di lakukan dengan jarak yang pendek dapat dicapai dengan merayap ataupun merangkak.
Ø  Level V : gangguan fisik tersebut akan membatasi gerakan yang diinginkan dan kemampuan untuk mengantur control kepala dan trunk controlnya. Semua fungsi motoriknya memiliki keterbatasan. Keterbatasan fungsional dalam melakukan duduk dan berdiri tidak sepenuhnya bisa dikompensasi oleh alat bantu.


3.      Kelompok usia 4 – 6 tahun
Ø  Level I : anak dapat duduk dan bangkit ketika anak duduk di kursi tanpa menggunakan bantuan tangan. anak mampu berjalan baik di dalam maupun di luar ruangan dan dapat naik dan turun tangga, anak mampu untuk berlari dan melompat.
Ø  Level II : anak duduk di kursi dengan kedua tangannya bebas melakukan atau memainkan suatu objek. Anak mampu bangkit dari lantai untuk berdiri, tetapi hal ini sering membutuhkan sesuatu pegangan yang dapat menyanggah untuk menstabilkan tubuhnya dengan menggunakan kedua tangan anaknya. Anak mampu berjalan tanpa menggunakan alat bantuan dengan jarak tempuh yang tidak panjang pada permukaan yang stabil di luar ruangan. Anak dapat berjalan dan menaiki tangga dengan bantuan atau berpegangan pada tepi tangga, dalam level ini anak belum mampu untuk melakukan berlari ataupun melompat.
Ø   Level III : anak dapat duduk dengan menggunakan alat bantu pada pelvic untuk memaksimalkan fungsi tangannya. Anak dapat bangkit dari duduk dengan menggunakan alat bantu di permukaan yang rata. Anak sering kali di bantu dalam hal pergerakan pada jarak yang jauh dan di luar ruangan untuk jalan yang tidak rata.
Ø  Level IV : anak mampu duduk di kursi dengan alat bantu untuk mengkontrol keseimbangannya. Anak bangkit dari duduknya dengan bantuan orang dewasa atau suatu objek yang dapat menjadi tumupan tubuhnya bergerak. Anak mampu berjalan dengan jarak yang pendek dengan menggunakan alat bantu walker dengan pengawasan orang dewasa, tetapi kesulitan untuk melakukan berputar dan menjaga keseimbangannya pada permukaan yang rata. Anak di bantu menggukan alat bantu di tempat umum. Anak bisa mampu mengendalikan kursi roda yang bertenaga listrik.
Ø  Level V : gangguan fisik sangat membatasi kemampuan control gerakan, head control dan postural control. Semua fungsi gerak motorik sangat terbatas. Keterbatasan untuk duduk dan berdiri yang tidak dapat dikompensasi dengan alat bantu. anak tidak dapat melakukan aktifitas secara mandiri dan dibantu untuk pergerakannya.dalam level ini membutuhkan sebuah kursi roda untuk kegiatan di luar.
4.      Kelompok 6 – 12 tahun
Ø  Level I : anak-anak dapat berjalan didalam maupun di luar sekolah, anak-anak dapat aktivitas di dalam dan diluar seperti bersekolah. Anak-anak dapat naik dan turun ditangga tanpa berpegangan pada pagar tangganya. Anak-anak dapat berlari dan melompat tetapi dengan keterbatasan kecepatan, koordinasi, dan keseimbangan. Anak-anak dapat mengikuti kegiatan seperti berolah raga.
Ø  Level II : anak-anak dapat berjalan dengan keterbatasan, anak-anak menemukan kesulitan ketika berjalan di permukaan yang tidak rata, permukaan yang condong,  di lingkungan yang ramai, atau kesulitan berjalan sambil memegang suatu objek. Anak-anak dapat naik dan turun ditangga dengan perpegangan pada pagar tangga atau bantuan dari orang dewasa. Ketika di luar ruangan anak-anak membutuhkan bantua seperti walker untuk berjalan jarak jauh. Keterbatasan pada melompat dan berlari sehingga membuat anak ini keterbatasan mengikuti kegiatan seperti olah raga.
Ø  Level III  : anak-anak berjalan menggunakan alat bantu berjalan. Ketika anak pada level ini duduk, anak-anak memerlukan sabuk pengaman untuk keselarasan panggul dan keseimbangan tubuhnya. Dari posisi duduk ke berdiri memerlukan bantuan fisik dari orang dewasa. Ketika berpergian jarak jauh memerlukan alat bantu gerak seperti kursi roda. Anak-anak naik dan turun tangga berpegangan pada pagar tangga dengan pengawasan atau bantuan fisik dari orang dewasa. Keterbatasan dalam berjalan membutuhkan adaptasi untuk berpartisipasi mengikuti kegiatan fisik.
Ø  Level IV : anak-anak membutuhkan alat bantu fisik untuk bergerak. Anak-anak membutuhkan tempat duduk yang khusus untuk mengkontrol panggul dan bantuan fisik untuk perpindahan. Dirumah anak-anak menggunakan alat bantu untuk bergerak di lantai (roll, creep atau merangkak) anak berjalan dengan jarak pendek membutuhkan bantuan fisik atau menggunakan mobilitas bertenaga. Ketika anak berada diluar ruangan anak-anak menggunakan alat bantu untuk menjaga keseimbangannya di dalam ruangan maupun di luar ruangan. Di luar ruangan anak-anak di angkut menggunakan kursi roda.
Ø  Level V : anak-anak di angkit menggunakan alat bantu gerak seperti kursi roda. Anak-anak kesulitan untuk mempertahankan antigravitasi kepala (head control), postral tubuh, control lengan dan gerakan kaki. Alat bantu dapat meningkatkan head control, tempat duduk tetapi tidak sepenuhnya di kompensasi olet peralatan. Di rumah anak-anak mampu bergerak dengan jarak yang minim dengandi bantu oleh orang dewasa. Anak-anak beradaptasi menggunakan alat bantu bergerak untuk mengkontrol perpindahan. Keterbatasan dalam bergerak mengharuskan anak beradaptasi untuk mengikuti atau berpartisipasi dalam kegiatan fisik dan olah raga termasuk bantuan fisik dan menggunakan mobilitas bertenaga.

5.      Kelompok usia 12 – 18 tahun
Ø  Level I : pemuda dapat berjalan didalam maupun di luar ruangan. Pemuda dapat berjalan naik dan turun trotoar atau tangga tanpa menggunakan alat bantu pagar tangga. Pemuda dapat melakukan keterampilan motoric kasar seperti berlari dan melompat tetapi memiliki keterbatasan dalam kecepatan, keseimbangan dan koordinasi. Pemuda mampu berpartisipasi dalam kegiatan tergantung pada pilihan individu pemuda.
Ø  Level II : pemuda berjalan dengan aturan keterbatasan berjalan di permukaan yang tidak rata, condong, jarak yang jauh, tuntutan waktu dan cuaca. Diluar ruangan pemuda membutuhkan alat bantu untuk pemuda bisa berjalan untuk keamanan si pemuda itu sendiri. Pemuda mampu berjalan menaiki dan turun tangga dengan berpegangan pagar tangga atau dengan bantuan fisik jika tidak memiliki pagar pada tangganya. Keterbatasan pada kerja motoric kasar membutuhkan waktu untuk beradaptasi dalam kegiatan fisik.
Ø  Level III : pemuda mampu berjalan dengan menggunakan alat bantu gerak seperti cruck. Pemuda duduk dengan membutuhkan sabuk pengaman untuk keselarasan panggul dan menjaga keseimbangannya. Pemuda bangkit dari duduk di lantai memerlukan bantuan fisik dari orang dewasa. Di sekolah pemuda membutuhkan alat bantunkursi roda manual atau menggunakan yang bertenanga. Pemuda mampu berjalan naik ataupun turun dengan berpegangan pada pagar tangga dengan pengawasan dan bantuan fisik dari orang dewasa. Keterbatasan dalam berjalan mungkin memerlukan adaptasi untuk mengaktifkan partisipas dalam kegiatan fisik dan olah raga termasuk unutk mendorong kursi roda atau mobilitas pengguna bertenaga.
Ø  Level IV : pemuda menggunakan mobilitas roda di sebagian besar waktunya. Pemuda membutuhkan tempat untuk duduk adaptif sehingga dapat mengkontrol panggul dan trunknya. Membutuhkan bantuan fisik ketika berpindah temoat. Pemuda dapat menggunakan kakinya untuk membantunya berdiri. Dalam ruangan pemuda dapat berjalan dengan jarak yang pendek dengan bantuan fisik dari orang dewasa. Ketika pemuda berada di luar ruangan pemuda membutuhkan kursi roda, pemuda mampu mengoperasikan kursi roda bertenaga. Ketika kursi roda bertenaga tidak layak maka membutuhkan kursi roda yang manual.
Ø  Level V : pemuda di angkut menggunakan kursi roda yang manual dalam semua pengaturan. Pemuda memiliki keterbatasan dalam mempertahankan head control, postur tubuh, control lengan dan gerakan kaki. Untuk melakukan perpindahan berat badan atau perpindahan gerak di butuhkan tenaga 1 atau 2 orang untuk membantunya. Pemuda dapat mencapai pergerakannya dengan bantuan mobilitas bertenaga.


Sumber Pustaka  :
Indriastuti L. Semarang : dasar teori cerebral palsy dalam pelatihan tim rehabilitasi pediatric Indonesia, 2002
Mc Charthy G T. Physical disability in childhood. London: Churchill livingstone, 1992.
Palisano Robert, Rosenbaum Peter dkk. McMaster University: CanChilld Canter for Childhood Disability Research GMFCS – E & R, 2007.


Nama : Widya Andini
NIM : 021 311 033
Fisioterapi’ A 2013
Stikes Binawan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar